LAMPUNG SELATAN-–- Bertahun-tahun bergulat dengan masalah fundamental, komoditas karet PTPN I Regional 7 (N-1 R-7) mengalami perlambatan kinerja. Namun, memasuki tahun 2024, prospek membaik dan sustain telah tampak seiring terurainya masalah.
“Lima tahun lebih kita menghadapi serangan virus pestalotiopsis yang membuat daun karet gugur bahkan sampai tiga kali setahun. Lalu, kami juga terkendala oleh aspek agronomis. Ketiga, tahun lalu juga dilanda kemarau panjang sampai water defisit. Tetapi, alhamdulillah memasuki tahun 2024 ini tiga masalah itu sudah berlalu,” kata Wiyoso, SEVP Operation N1 R-7 saat menginspeksi Kebun Bergen di Tanjungbintang, Lampung Selatan, Rabu (7/2/24).
Pernyataan itu disampaikan Bang Yos, sapaan akrabnya, saat membuka diskusi dengan manajemen Kebun Bergen untuk bersemangat menjemput kejayaan komoditas karet. Lebih dari itu, Wiyoso juga menambahkan rasa optimistis seluruh jajaran dengan memberi informasi tentang harga komoditas karet yang mulai merambat naik.
Wiyoso mengatakan, tiga masalah fundamental di komoditas karet dalam beberapa tahun terakhir sering dijadikan alasan untuk berlindung di balik ketidak mampuan menembus target. Hal itu pula yang membuat pemegang saham bisa menerima alasan yang disampaikan. Namun, hal itu kini menjadi tantangan bagi seluruh elemen pada komoditas karet untuk membuktikan prestasinya.
“Kalau kemarin-kemarin kita punya alasan, sekarang tidak. Daun sudah pulih dan cukup sehat. Pembiayaan, dari infrastruktur, agronomis, sampai hak-hak normatif terpenuhi. Cuaca bagus. Jadi, ini saatnya kita bertaruh nama. Inilah saatnya kita menjawab challenge,” kata dia.
Dalam konteks ini, Wiyoso menyampaikan beberapa strategi pemegang saham dalam memacu kinerja komoditas karet untuk bisa bangkit. Salah satunya, kata dia, adalah sistem klusterisasi kebun berbasis potensi dan kinerja. Sistem ini dibuat untuk memantik kompetisi antarkebun dengan memberi predikat kepada setiap kebun dengan simbolisasi.
“Subholding Supporting Co telah mematakan semua Kebun komoditas karet dengan klusterisasi berdasarkan kinerja. Ada enam kluster yang akan disematkan. Yakni, kluster emas atau gold, kluster hijau, kluster kuning, kluster merah, dan kluster hitam. Dengan klusterisasi ini, semua kebun didorong untuk berprestasi sehingga semua setara di posisi terbaik. Nanti klusterisasi ini akan diberlakukan per afdeling,” kata dia.
Wiyoso menyebutkan, Kebun yang masuk kluster gold adalah yang memiliki kinerja terbaik dengan produktivitas lebih dari 1,60 toh/hektar. Kluster Hijau adalah Kebun dengan produtivitas 1,30 – 1,59 ton/hektar. Kluster Kuning dengan kebun produktivitas 1,00 – 1,29 ton/hektar. Kebun dengan produktivitas 0,80 – 0.90 ton/hektar masuk Kluster Merah. Sedangkan Kluster Hitam adalah Kebun dengan produksi dibawah 800 per hektar.
Mencermati paparan Manajemen Kebun Bergen yang disampaikan Gunawan sebagai Manajer, Wiyoso memberi beberapa catatan penting. Dalam mapping yang dilakukan Head Office Supporting Co PTPN I, kata Wiyoso, Kebun Bergen masuk kategori yang produktivitasnya klaster kuning. Namun, memasuki tahun 2024 ini, seiring perbaikan keadaan, kebangkitan Bergen mulai terlihat.
“Kita lupakan kinerja tahun lalu, mari kita tatap tahun 2024 ini dengan penuh optimistis. Bukan tanpa alasan, sebab kita lihat potensinya ada dan kendala sudah teratasi. Tinggal kita uji kesungguhan seluruh Tim Bergen ini untuk bangkit. Kalau saya, sangat optimistis,” kata Wiyoso.
Menyokong rasa optimistis Bang Yos, Kabag Tanaman Regional 7 Yulianto menyatakan keyakinannya. Menurut dia, beberapa kendala di Kebun Bergen telah terpetakan dengan gamblang. Selain tiga faktor fundamental di atas, Yulianto menyebut kerawanan kehilangan produksi masih menjadi salah satu ancaman.
Pada inspeksi itu, seluruh Tim Kebun Bergen, dari Manajer, asisten kepala Tanaman, dan Asisten tanaman hadir untuk membangun komitmen. Selain itu, forum itu juga digunakan untuk membedah semua masalah dan kendala yang dihadapi di lapangan serta bagaimana mengatasinya.
Manajer Kebun Bergen Gunawan dalam paparannya menyatakan menerima penilaian Tim Mapping Sub Supporting Co. Ia mengakui, kinerja tahun 2023 masih jauh dari target yang terpasang pada RKAP. Tanpa menyampaikan dalih, Gunawan langsung menggelar data kinerja pada Semester I 2024.
“Kami harus akui tahun 2023 kinerja Kebun Bergen masuk kluster kuning, tetapi tahun ini kami harus bangkit dan melompat. Semester I 2024 kami sudah cukup memberi harapan. Tentu pencapaian ini berasal dari kebaikan Tuhan karena pestalo (virus) sudah mulai hilang, biaya dicukupi, dan cuaca mendukung. Kami optimistis bangkit,” kata Gunawan.
Beberapa masalah teknis yang ada di lapangan juga terus diperbaiki dai diurai. Gunawan menyebut, kebutuhan tenaga sadap karet, baik tenaga penyadap terus diperbaiki kinerjanya.
“Melihat daun yang telah kembali pulih dari serangan jamur pestalo, dan iklim tahun 2024 kami optimistis akan mencapai angka-angka RKAP. Skema-skema untuk mencapai itu diantaranya mengoptimal kinerja penyadap dan kordinator penyadap borong, pemenuhan tenaga kerja dan menekan angka pencurian,” jelas Gunawan. (*)